Setiap 25 November, media sosial dipenuhi twibbon bertuliskan "Selamat Hari Guru". Dari kepala desa hingga kepala negara mengucapkan selamat dan terimakasih kepada para pendidik. Flyer-flyer estetik berhiaskan ilustrasi pendidik berdiri gagah di depan kelas. Puisi-puisi penuh metafora tentang pahlawan tanpa tanda jasa dibacakan di upacara sekolah. Namun begitu layar ponsel dimatikan dan acara seremonial usai, … Lanjutkan membaca Panggung Tanpa Makna di Hari Guru
Penulis: Mochammad Salahuddin Thalut
Mualim (Guru sebagai Pemimpin): Membumikan Konsep Guru dalam Islam dengan Pendekatan “Petani”
Worldview atau pandangan hidup adalah kerangka konseptual yang menjadi lensa seseorang dalam memandang dan memaknai realitas. Ia adalah sistem kepercayaan fundamental yang membentuk cara kita memahami dunia, menentukan nilai-nilai yang kita anut, dan memandu setiap keputusan yang kita ambil. Worldview bukanlah sekadar opini atau preferensi sesaat, melainkan struktur kognitif dan spiritual yang tertanam dalam, yang … Lanjutkan membaca Mualim (Guru sebagai Pemimpin): Membumikan Konsep Guru dalam Islam dengan Pendekatan “Petani”
Pasi Sahlberg
Ruang seminar di gedung Ellen Wilkinson dipenuhi cahaya musim gugur yang hangat, membuat suasana terasa syahdu. Aku duduk dengan buku catatan setengah penuh, mencatat ide-ide tentang reformasi kebijakan pendidikan dunia. Sebelum seminar, ada baiknya kita harus banyak membaca jika tidak ingin terlihat seperti orang yang tidak tahu apa-apa di dalam forum. Kuliah di kampus kami … Lanjutkan membaca Pasi Sahlberg
Membaca Data, Menemukan Cerita
Tulisan ini terinspirasi dari pertanyaan salah seorang rekan guru, "Jadi kapan terakhir anak-anak diberikan kesempatan untuk menuntaskan tugasnya biar bisa Ijin Bermalam?" Di sekolah, data sering dipandang sebatas angka: nilai ulangan, hasil ujian, atau grafik kehadiran. Namun, di balik angka-angka itu sebenarnya tersembunyi kisah yang lebih luas tentang bagaimana seorang anak belajar, berjuang, dan berkembang. … Lanjutkan membaca Membaca Data, Menemukan Cerita
Kursi Untuk Guru Putri
Dalam rapat-rapat sekolah, saya sering memperhatikan pola yang berulang: kursi dan meja diskusi di bagian depan biasanya terisi oleh guru putra, sementara guru putri duduk berbaris di belakang. Saya tidak tahu kenapa, yang jelas saya tidak mau terjebak pada bias saya sebagai guru putra. Mungkin, bukan semata-mata karena mereka enggan, melainkan karena meja diskusi yang … Lanjutkan membaca Kursi Untuk Guru Putri