
Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget menyebutkan bahwa di tahap dua, atau yang biasa disebut sebagai pre-operasional stage, usia 2 sampai 7 tahun, anak akan mengalami masa egosentris di mana ia tidak mampu memahami kondisi emosi atau perspektif orang lain. Dunia tidak lagi milik berdua apalagi berlima, tetapi dunia serasa milik sendiri. Ciri paling sering kita jumpai adalah tidak mau mengalah. Aku pegang mainan ini maka ini milikku. Tak akan aku bagi.
Egosentrisme ini bukan hal yang negatif, ini hal yang wajar, karena memang tahapan perkembangan anak menurut Piaget semestinya seperti itu. Bahkan beberapa sumber menyebutkan manfaat egosentrisme sebagai latihan awal untuk mempertahankan dan melindungi diri. Sebagai orang dewasa kita hanya perlu merespon dengan nasihat kebaikan dan contoh. Egosentrisme anak akan semakin berkurang seiring berkembangnya kemampuan kognitif anak.
Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa egosentrisme juga muncul pada manusia dewasa yang secara teori mestinya berhenti di usia 7 tahun. Ada banyak faktor penyebab hal itu bisa terjadi. Salah satunya faktor depresi. Sepeti yang diteliti oleh Baron dan Hanna (1990), 152 orang dewasa berusia antara dan ditemukan bahwa partisipan yang menderita depresi menunjukkan tingkat egosentrisme yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
Kedua anak saya Ella dan Meela saat ini sedang ada di fase pre-operasional stage ini. Wajar jika mereka lagi asyik dengan iPadnya, jangan ada yang mengganggu. Wajar jika terkadang mereka berebut untuk memainkan iPad. Saya hanya menenangkan dan meminta untuk bergantian.
Namun, saya merasa bersalah ketika kemarin Meela menangis keras. Saya mengira ia sedang berebut mainan dengan kakaknya. Setelah saya lihat, ternyata iPadnya dipakai ibunya untuk nonton drama korea. Dan Meela menangis karena ibunya kekeuh tidak mau berikan iPad kepada Meela.
Dalam hati bertanya, apakah ini yang disebut sebagai faktor depresi. Jika memang benar apakah penyebab depresinya? Apakah karena kurangnya liburan sejak tinggal di Batu? Bahkan dari 3 pekan libur akhir semester, hanya 2 hari saja jalan-jalannya. Itupun karena ada pelatihan di Surabaya. 🙄
Wallahua’lam bissawab
Referensi:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Piaget%27s_theory_of_cognitive_development
Baron, P; Hanna, J (1990). “Egocentrism and depressive symptomatology in young adults”. Social Behavior and Personality. 18(2): 279–285.