TUNJANGAN

Cak Bodos sedang bingung mengakali bagaimana ia bisa mendapatkan uang tambahan guna membayar KPR. Ia sudah terlanjur hutang di bank dengan memodifikasi slip gajinya, agar bank mau menerima pengajuan pinjamannya.

Setelah memiliki rumah ia mulai membeli satu persatu perabot rumah tangga mulai dari TV, kulkas, sofa, dan sebagainya. Nahasnya ia membelinya juga dengan mencicil. Alhasil, pengeluaran tiap bulan, jauh lebih besar daripada pemasukannya.

Cak Bodos memiliki dua anak perempuan, yang pertama bernama Rosi dan yang kedua bernama Wati. Kedua-duanya bersekolah di SD.

Negeri tempat cak Bodos tinggal memang unik. Negara memberikan tunjangan yang cukup besar apabila orang tua memiliki anak minimal tiga. Sementara cak Bodos baru memiliki dua anak.

Ning Risma, adalah adik cak Bodos tinggal tak jauh dari kediaman kakaknya. Anaknya baru satu, si Putri dan usianya masih sekitar dua setengah tahun. Ning Risma sedang mengandung. Usia kandungannya sekitar 2 bulanan.

Cak Bodos ingin mendapatkan tunjangan dari negara guna memperoleh pemasukan tambahan untuk membayar hutang-hutangnya. Tapi persyaratannya belum komplit karena anaknya baru dua. Lalu, dia melobi adiknya agar mau memasukkan nama anaknya ke kartu keluarga cak Bodos sebagai anak angkat. Agar secara administrasi cak Bodos berhak atas tunjangan yang diberikan negara. Sebenarnya Risma tidak mau, di dalam hatinya ia ingin sekali menolak. Tapi apa daya, berkat bujuk rayu dan janji-janji manis kakaknya, Risma akhirnya mau juga untuk memasukkan nama Putri ke dalam Kartu Keluarga cak Bodos.

Beberapa hari kemudian cak Bodos masuk ke situs pemerintah untuk pengajuan tunjangan secara online. Ia mengisi form dan mengupload bukti kartu keluarga. Sebulan kemudian tunjangannya tidak cair juga. Ternyata tunjangan anak ini menggunakan sistem rapelan juga, mirip dengan sistem tunjangan sertifikasi guru di negeri cak Bodos.

Meskipun demikian, tunjangan itu telah berhasil mengurangi beban hutang cak Bodos yang harus dibayarkan tiap bulan. Tapi tetap saja hidupnya masih tidak tenang. Ia merasa beban hidupnya bertambah.

Suatu hari cak Bodos pergi untuk menghadiri pengajian di musholla dekat rumahnya. Kebetulan pengajian diisi oleh Kyai Husen. Kyai kondang di kampung cak Bodos. Kyai Husen bercerita tentang Saad bin Abi Waqash, sahabat nabi yang doanya sangat mustajab.

Kisahnya, Sa’ad diminta ibunya untuk meninggalkan Rasulullah Muhammad, karena ibunya tahu bahwa salah satu perintah Rasulullah adalah untuk menghormati orang tua terutama ibu. Sa’ad pun meminta petunjuk ke Rasulullah tentang masalah ini, kemudian Allah Swt menurunkan wahyu surat Lukman ayat 15. Sehingga Sa’ad pun menolak permintaan ibunya dengan baik-baik. Kemudian sang Ibu melakukan aksi mogok makan, Sa’ad pun kebingungan dan kembali ke Rasulullah. Kemudian Rasulullah pun berdoa untuk ibunda Sa’ad, dan do’a kekasih Allah itupun dikabulkan. Singkat cerita ibu Sa’ad ikut memeluk Islam.

Keesokan harinya Sa’ad berlari untuk bertemu Rasulullah. Ia menanyakan bagaimana doa Rasulullah bisa cepat diijabah. Rasulullah pun menjawab bahwa semua doa manusia pada dasarnya akan diijabah oleh Allah, tetapi kita harus membersihkan diri dari makan makanan yang haram. Termasuk makan dari apa yang bukan menjadi hak kita.

Mendengar ceramah kyai Husen, hati cak Bodos bergetar. Bagaimana tidak ia selama ini berdoa agar bisa melunasi hutang-hutangnya, tapi selama itu pula ia mendapatkan tunjangan dari negara yang sebenarnya ia tidak berhak akan itu. Ia juga merasa berdosa kepada adiknya, padahal ketika melahirkan beberapa waktu yang lalu, ning Risma melahirkan anak kembar. Tunjangan itu seharusnya menjadi miliki ning Risma.

Ia pun melaporkan diri ke pemerintah. Nama cak Bodos masuk dalam daftar blacklist begitupun ning Risma karena sudah mau membantu cak Bodos berbuat curang. Tapi sejak saat itu hati cak Bodos jauh lebih tenang. Sebulan kemudia cak Bodos mendapatkan berita baik. Ia termasuk pegawai yang diangkat posisinya menjadi Supervisor, ia mendapatkan tunjangan dua kali lebih besar dari pada tunjangan keluarga yang diberikan pemerintah. Ia membagikan tunjangan yang ia dapat kepada adiknya.

Pada akhirnya semua yang kita dapatkan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Setidaknya ada dua jawaban dari dua pertanyaan yang harus kita siapkan. Dari mana kita mendapataknya? dan Kita gunakan untuk apa? Semoga kita bisa menyiapkan jawaban terbaik.

#Fiksi
#NoteToMySelf

-Maaf “Gambar” tidak ada kaitannya dengan cerita-

Tinggalkan komentar