9 tahun yang lalu ketika masih duduk di bangku kuliah aku menyaksikan acara talkshow yang sampai saat ini masih selalu menginspirasi, Kick Andy. Kala itu narasumber yang diundang adalah seorang penulis novel bernama Andrea Hirata dengan bukunya berjudul Laskar Pelangi. Didatangkan juga orang-orang yang terinspirasi dari buku tersebut. Dan yang membuat air mata tiba-tiba saja keluar membasahi pipi adalah ketika tim Kick Andy mendatangkan bu Muslimah, guru dari Andrea Hirata yang menginspirasinya untuk menulis Laskar Pelangi. Sejak saat itu pula aku penasaran dengan bukan hanya novel Laskar Pelangi. Memasukkan hobi baru ke dalam CV ku selain bermain sepak bola yaitu membaca Novel.
Singkat cerita, aku baru mengetahui bahwa Laskar Pelangi adalah sebuah tetralogi. Artinya ada 4 novel lagi yang ceritanya masih berkaitan dengannya. Salah satunya adalah Edensor. Dalam novel ini, tertulislah kisah ironi menjadi parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan intelegensia tentang culture shock ketika Ikal dan Arai yang berasal dari pedalaman Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-mimpi untuk menjelajah Eropa sampai Afrika dan menemukan keterkaitan yang tak terduga dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu mereka berdua. Dan pencarian akan cinta sejati menjadi motivasi yang menyemangati penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di daratan Rusia di Eropa sampai panas kering di gurun Sahara.
Saya sendiri penasaran dengan sosok A Ling yang memotivasi Ikal untuk berpetualang. Saya membayangkan jika di dunia nyata apakah ia secantik Zhao Wei atau seanggun Gong Li. Namun saya lebih penasaran lagi dengan daratan Eropa yang diceritakan oleh Andrea Hirata. Kala itu saya hanya bisa membayangkan dan bertanya kepada diri saya sendiri, “apakah mungkin saya bisa menjejakkan kaki saya di sana seperti Ikal dan Arai?” Di akhir cerita meskipun tidak menemukan A Ling, Ikal akhirnya menemukan suatu tempat yang membuatnya damai, tempat itu bernama Edensor. Lagi-lagi saya membayangkan betapa Indahnya tempat itu, sehingga membuat Ikal yang sedang dimabuk cinta, merasa tenang dan damai ketika secara tidak sengaja menemukan tempat tersebut. Dengan deskripsi yang sangat fantastis Andrea Hirata menggambarkan Edensor.
Angan itu sepertinya mulai mengkristal menjadi sebuah mimpi bagi saya agar saya mampu seperti Ikal. Saya harus ke Edensor. Mimpi itu terjaga hingga saat ini saya, sembilan tahun setelah membaca Edensor, saya tiba di desa itu. Jangan takut bermimpi Boy, jagalah mimpimu, beranikan dirimu untuk mewujudkannya. Tugas kita hanya berusaha sebaik mungkin, serahkan sisanya pada Allah yang maha mengabulkan doa.

Kau lihat sendiri, Allah memberikan bonus kepada saya. Ya saya ke sana bukan dalam rangka dimabuk cinta seperti Ikal, karena A Ling tak perlu dicari. Ada yang jauh lebih cantik dan hebat darinya. Nurul Esti namanya.
Semoga setelah ini diijinkan beli handphone baru.