Sekitar pukul 22.00 waktu Singapura kami tiba di hotel tempat kami tinggal. Sebelum kami masuk ke kamar, kami duduk di lobi hotel. Mencoba mendinginkan kaki yang mulai panas. Ku lihat di depan lobi hotel ada 3 buah komputer desktop yang disewakan. Aku menghubungi resepsionis hotel, izin untuk menggunakan komputer tersebut. Tujuannya hanya satu “Upload Foto di Facebook”. Dan ketika aku hendak membayar biaya sewa komputer, sang resepsionis menolak pembayaranku. Dia menjelaskan agar kami menganggapnya sebagai bonus karena kami sudah memilih Bunc@radius hostel sebagai tempat kami tinggal. Kami sangat berterimakasih. Akan ku berikan 9 bintang ketika agoda.com menanyakan kesanku akan hotel ini nanti.
Lalu kami menuju kamar. Kamar sudah gelap. Hampir semua penghuninya sudah terlelap. Kami melangkah perlahan. Mencoba menemukan peralatan mandi kami. Kami takut membangunkan tamu hotel yang lainnya. Setelah mandi, aku langsung menggelar sajadah di sela-sela kamar hotel untuk shalat Maghrib dan Isya jamak takhir. Sedangkan Nurul bersih diri. Ditengah waktu aku shalat salah seorang penghuni terbangun. Kemudian menghidupkan lampu kapsul tempat tidurnya. Aku tidak tahu responnya ketika melihat aku sedang shalat. Semoga ini bagian dari syiar. Nurul kembali dari kamar mandi dan ia pun juga melakukan hal yang sama yaitu salat jamak takhir.
Kami kembali ke lobi untuk makan malam. Pop Mie menjadi menu kami malam itu. Setelah makan lalu kami bertanya kepada resepsionis hotel mengenai jam untuk sarapan besok pagi. Mereka menjawab pukul 7 sampai pukul 10. Padahal menurut rencana kami akan keluar hotel pukul 5 pagi, menuju Merlion Park. Karena menurut kabar, tempat tersebut sepi ketika subuh hari. Kami memutuskan untuk mengubah agenda. Backpacker harus bisa menghemat biaya, termasuk biaya makan.
Suaana lobi masih ramai. Kala itu kami bersama dengan rombongan pemain hockey dari Myanmar. Mereka juga tampak kelelahan setelah pertandingan.
Setelah makan malam selesai kami pun menuju kamar untuk beristirahat. Menyimpan tenaga untuk petualangan esok harinya.
…
Setelah shalat subuh aku meminta Nurul untuk mengoleskan salep pereda nyeri di kakiku. Ternyata rasa lelahnya masih terasa. Kami menyusun strategi baru perjalanan hari ke 2 di Singapura. Recana awal ke Merlion Park di pagi hari kami ubah ke Orchard Road. Sambil memandangi peta MRT, kami menentukan jurusan mana saja yang akan kami tempuh.
Waktu menunjukkan pukul 06.30. Rupanya Nurul menggunakan baju yang baru ia beli. Kecantikannya bertambah 7%. 🙂 Kami menuju lobi. Masih sepi. Namun sarapan sudah siap. Resepsionis mengatakn bahwa di sini semuanya self service. Setelah memasak dan menggunakan peralatan dapur, kami diminta untuk mencucinya sendiri. Memang begitulah hotel bakcpacker.
Sarapan yang sederhana. Roti dengan beberapa pilihan salai. Kemudian adapula susu segar yang dingin. Juga crackers. Nurulmembuat crackers dicampur susu. Kami makan bersama. Setelah semuanya habis kami santap, aku berbisik kepada Nurul
“Buat satu mangkok lagi ya…”
