Pengumuman dari pilot membangunkanku. Pengumuman yang tidak begitu jelas. Tapi aku bisa mengira dengan keterampilan imajinasiku bahwa pilot sedang berkata bahwa tak lama lagi kita akan mendarat dan segera kencangkan sabuk kursi (seat belt).
Ternyata benar, setelah satu setengah jam yang ku lihat hanya awan dan cahaya matahari yang menyilaukan, dari jendela pesawat mulai nampak daratan. Mungkin itulah Singapura.
Ini akan sudah ketiga kalinya kakiku menginjak bandara terpadat di Asia Chang-i. Dulu aku pernah transit dua kali ketika aku pergi dan pulang ke dan dari Jepang. Aku membangunkan Nurul yang tertidur pulas. Aku bilang kepadanya bahwa Singapura sudah dekat dan kita akan mendarat. Ini pertama kalinya dia naik pesawat. Ketika pesawat mulai bermanuver ia agak sedikit ketakutan. hehehe… dasar Ndeso…
Alhamdulillah pesawat mendarat dengan mulus. Terimakasih AirAsia karena teah mengantar kami dengan selamat dan juga atas harga yang murah plus perubahan jadwal yang menguntungkan kami.
Petugas customs and immigration di Singapura terkenal ketat. Dan karena kami Muslim dan kami bukan teroris melainkan pelancong dengan biaya dan uang saku yang murah dan sedikit atau istilah kerennya disebut backpacker, kami tidak perlu takut menghadapi mereka. Dan hasilnya memang kami clean and clear.

Si Nurul memang manusia menahan pipis. Setelah keluar dari pemeriksaan bandara ia langsung berlari menuju toilet. Dan ia berada di toilet untuk jangka waktu yang cukup lama buatku. 10 menit. Keluar dari toilet ia tersenyum-senyum saja. Aku tahu jika ia tersenyum begitu <_____> berarti ada masalah unik yang ia hadapi. Dan aku bisa menebaknya. “Thaharah nya gimana?” aku bertanya. Ia hanya membalas dengan senyuman. Kemudian dia berbisik sambil mencubit tanganku. Aku tahu dia terburu-buru hingga lupa kalau kamar kecil yang ada airnya itu ya cuma di Indonesia di kampung halamannya. Di negara semaju Singapura ini pastilah menggunakan tisu. hehehe… Pelajaran buat para traveler. Siapkanlah botol untuk di isi air untuk bersuci.
Menurut travel plan yang kami sudah kami buat, kami harus menuju ke terminal 2 bandara Chang-i apabila kami ingin pergi ke kota via MRT. Sudah pada tau MRT kan? Itu loh kereta api semacam komuter gitu. Tapi sedikit lebih canggih. Lokasi stasiun MRT ada di Terminal 2 Chang-i. Dan untuk ke terminal 2 kita bisa jalan kaki tapi kita juga bisa naik Sky-Train. Wuih… keren banget ya istilahnya.

Kami memutuskan untuk naik skytrain. Dari terminal 1 changi cukup ikuti aja petunjuk yang bertuliskan skytrain. Tapi sebelum bisa mengakses skytrain kalian harus berhadapan dulu dengan makhluk yang bernama petugas imigrasi. hehehehe… jangan lupa is form kedatangan. Biasanya sih kita dapatkan ketika kita berada di pesawat tapi kebetulan stok nya habis atau karena tiket kita promo ya????. Waktu itu sih kami mendapatkannya di depan lorong imigrasi singapura tinggal kita isi kita mau ke mana dari mana dan selama di singapura tinggal di mana. Gitu aja. Dan gak perlu takut selama kamu bukan teroris dan bukan pedagang narkoba… 🙂
Setelah itu paspor kami di periksa. Sekali lagi kami bergaya selayaknya traveler yang banyak duitnya. Agar tidak dicurigai dan disuruh menunjukkan isi dompet kami. hehehehe… ntar kan malu jadinya.
Petugas imigrasi pun berhasil kami lalui dan paspor kami bercap kedatangan di Singapura.
Kami kembali kepada misi awal mencari skytrain. Dan si Nurul pun ngotot bahwa nanti skytrain bayarnya mahal, padahal sebelumnya saya sudah browsing dari a-z di sini, bahwa skytrain itu fasilitas bandara dan gratis. Mau naik dari terminal 1 ke terminal 2 kemudian lanjut ke terminal 3 dan balik lagi ke terminal 1 begitu seterusnya sampai bandara tutup. Tidak akan dikenakan biaya.
Setelah mengikuti tulisan skytrain to terminal 2 akhirnya kami menemukan terminal pemberhentian skytrain itu. Dan dua menit kemudian skytrain tiba dan mengantar kami ke terminal 2. Dan takjubnya di skytrain itu ada promosi pariwisata Indonesia. luar biasa ya… ternyata promosi pariwisata kita telah sampai di singapura…

Aku melihat Nurul ia tampak begitu senang. Kurang dari dua menit skytrain berhenti dan kami tiba di terminal 2 bandara Chang-i. Keluar dari kereta itu aku berharap semoga tak lama lagi negaraku memiliki fasilitas seperti ini. Dan yang ku lihat di skytrain milik bandara di Indonesia itu promosi negara lain…